Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Andra Kusuma Putra, Sp.OG, Subsp. FER (K)
Placenta previa adalah kondisi medis yang terjadi pada kehamilan ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, yaitu jalan lahir bayi. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan berat, terutama pada trimester ketiga. Placenta previa adalah salah satu komplikasi serius yang harus mendapat perhatian medis karena berisiko tinggi terhadap ibu dan janin.
- Pelvic Inflammatory Disease (PID): Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
- Memahami Gonadotropin-Releasing Hormone: Peran dan Fungsinya
- Berikut 7 Penyebab Kista yang Wajib Anda Ketahui
- Mengenal Perbedaan Autoimun dan Lupus Secara Mendalam
- Mengupas Tuntas Sistem Reproduksi Pria: Dari Fungsi hingga Penyakit Umum
Penyebab Placenta Previa
Penyebab pasti placenta previa masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli, namun kondisi ini umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan plasenta di dalam rahim. Plasenta adalah organ yang berkembang selama kehamilan untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada janin. Dalam kondisi normal, plasenta akan menempel pada bagian atas rahim, jauh dari serviks. Namun, pada kasus placenta previa, plasenta tumbuh di bagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Menurut MedlinePlus, ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya placenta previa:
- Riwayat Placenta Previa pada Kehamilan Sebelumnya
Wanita yang pernah mengalami placenta previa pada kehamilan sebelumnya lebih berisiko mengalaminya lagi pada kehamilan selanjutnya. Ini terjadi karena plasenta mungkin cenderung untuk kembali menempel di area yang sama di rahim. - Usia Ibu yang Lebih Tua
Wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami placenta previa dibandingkan dengan ibu yang lebih muda. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan perubahan pada struktur rahim seiring bertambahnya usia. - Riwayat Operasi Rahim
Operasi sebelumnya pada rahim, seperti operasi sesar, kuretase, atau pengangkatan miom, dapat meninggalkan bekas luka pada dinding rahim. Bekas luka ini bisa mempengaruhi tempat di mana plasenta menempel, sehingga meningkatkan kemungkinan plasenta menempel lebih rendah di rahim, menyebabkan placenta previa. - Kehamilan Kembar atau Ganda
Dalam kehamilan dengan lebih dari satu janin, plasenta sering kali lebih besar karena harus mendukung dua janin atau lebih. Plasenta yang lebih besar bisa menempati area yang lebih luas di rahim, sehingga ada kemungkinan plasenta menutupi serviks. - Merokok dan Penggunaan Narkoba
Kebiasaan merokok atau penggunaan narkoba selama kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya risiko komplikasi kehamilan, termasuk placenta previa. Zat beracun dalam rokok dan narkoba dapat mempengaruhi aliran darah ke rahim dan perkembangan plasenta, menyebabkan masalah seperti plasenta yang tumbuh di posisi yang salah.
Baca juga: Ketahui Penyebab Kanker Serviks Serta Cara Pencegahannya
Selain itu, plasenta yang abnormal tumbuh di bagian bawah rahim mungkin disebabkan oleh kondisi atau kelainan lain yang mempengaruhi perkembangan rahim atau plasenta. Saat kehamilan berlanjut dan rahim semakin meregang, plasenta yang berada di dekat atau menutupi serviks dapat terpisah sebagian dari dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan hebat. Perdarahan ini sering menjadi salah satu tanda utama dari placenta previa, dan bisa menjadi semakin parah seiring mendekatnya waktu persalinan.
Placenta previa bukan hanya hasil dari satu faktor, melainkan merupakan gabungan dari kondisi tertentu yang mempengaruhi letak plasenta selama perkembangan kehamilan. Dengan memahami faktor-faktor risiko ini, dokter dapat memberikan perawatan yang lebih tepat bagi ibu hamil yang berisiko tinggi.
Gejala Placenta Previa
Gejala placenta previa yang paling umum dan paling mudah dikenali adalah perdarahan dari vagina, yang sering terjadi tiba-tiba dan tanpa rasa sakit, biasanya pada trimester ketiga kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi dalam intensitas, mulai dari bercak ringan hingga perdarahan yang lebih berat, dan bisa muncul secara tiba-tiba tanpa ada tanda peringatan sebelumnya.
Kondisi ini sering kali dipicu oleh aktivitas fisik tertentu, seperti mengangkat beban berat, berolahraga, atau bahkan setelah melakukan hubungan seksual. Aktivitas-aktivitas ini dapat menyebabkan plasenta yang terletak rendah di rahim terganggu, sehingga menimbulkan perdarahan.
Selain perdarahan, ada beberapa gejala lain yang mungkin dialami oleh wanita dengan placenta previa, di antaranya:
- Kram atau kontraksi: Wanita mungkin merasakan kram atau kontraksi yang tidak biasa di area perut. Kram ini dapat disertai dengan ketidaknyamanan, terutama jika plasenta mulai terpisah dari dinding rahim.
- Nyeri di Perut Bagian Bawah atau Punggung: Beberapa wanita melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan di bagian bawah perut atau punggung. Nyeri ini bisa bersifat ringan hingga sedang, tetapi penting untuk diperhatikan, terutama jika disertai perdarahan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa banyak wanita dengan placenta previa tidak mengalami gejala sama sekali hingga mendekati akhir kehamilan atau saat proses persalinan dimulai. Dalam banyak kasus, placenta previa terdeteksi selama pemeriksaan ultrasonografi rutin, yang merupakan salah satu alasan mengapa pemeriksaan prenatal secara teratur sangat penting.
Risiko dan Komplikasi
Placenta previa meningkatkan risiko beberapa komplikasi serius bagi ibu dan bayi, seperti:
- Perdarahan hebat yang bisa menyebabkan syok atau memerlukan transfusi darah
- Persalinan prematur
- Infeksi pasca-persalinan
- Placenta accreta, di mana plasenta menempel terlalu kuat pada dinding rahim, membuatnya sulit untuk keluar setelah bayi lahir
Menurut Yale Medicine, bayi yang lahir dari ibu dengan placenta previa berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi seperti pertumbuhan lambat, prematuritas, dan masalah pernapasan.
Baca juga: Benjolan di Dalam Vagina: Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan
Pengobatan Placenta Previa
Pengobatan placenta previa tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, tingkat keparahan perdarahan, dan kondisi kesehatan ibu serta janin. Tujuan utama pengobatan adalah untuk mencegah perdarahan berat dan meminimalkan risiko persalinan prematur. Berikut adalah beberapa langkah yang mungkin dilakukan oleh tim medis:
- Istirahat Total (Bed Rest) Jika gejala placenta previa terdeteksi lebih awal, dokter mungkin akan merekomendasikan istirahat total untuk mengurangi risiko perdarahan. Aktivitas fisik yang berat harus dihindari, termasuk hubungan seksual.
- Pemantauan Ketat Pada beberapa kasus, terutama jika perdarahan ringan, dokter akan memantau kondisi ibu dan janin secara ketat. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan secara rutin untuk melihat perkembangan plasenta dan janin.
- Persalinan melalui Operasi Caesar Jika plasenta tetap menutupi serviks menjelang persalinan, operasi caesar adalah satu-satunya pilihan yang aman untuk melahirkan bayi. Menurut WebMD, sebagian besar wanita dengan placenta previa perlu menjalani persalinan caesar untuk menghindari risiko perdarahan hebat saat persalinan normal.
- Perawatan Darurat Jika terjadi perdarahan berat, ibu mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih intensif. Dalam kasus darurat, seperti perdarahan yang mengancam nyawa, operasi caesar mungkin dilakukan meskipun bayi masih prematur.
Menurut Pregnancy, Birth and Baby, tujuan utama pengobatan adalah untuk menjaga kehamilan selama mungkin dan memastikan bayi berkembang dengan baik. Dalam situasi tertentu, steroid bisa diberikan kepada ibu untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin jika diperlukan persalinan dini.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Jika Anda mengalami gejala placenta previa seperti perdarahan tanpa rasa sakit selama kehamilan, sangat penting untuk segera menghubungi dokter atau pergi ke rumah sakit. Jangan menunda untuk mencari bantuan medis, karena perdarahan dari placenta previa bisa menjadi sangat serius dengan cepat.
Placenta previa adalah kondisi medis yang serius namun dapat dikelola dengan baik jika didiagnosis dan dipantau dengan cermat. Memahami gejala, penyebab, dan pengobatan placenta previa adalah langkah penting bagi ibu hamil untuk melindungi kesehatannya dan janin. Jika Anda mengalami perdarahan atau gejala lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kehamilan tetap sehat dan aman.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- Pregnancy, Birth and Baby. (n.d.). Placenta previa. Diakses pada Oktober 2024.
- MedlinePlus. (n.d.). Placenta previa. Diakses pada Oktober 2024.
- WebMD. (n.d.). What is placenta previa?. Diakses pada Oktober 2024.
- Yale Medicine. (n.d.). Placenta previa. Diakses pada Oktober 2024.